Jumat, 20 Mei 2011

Reorientasi Pemahaman terhadap Keterbelakangan Mental

Nama    : Ywardhana Septiani Bulo
NIM       : 01092270
Pendidikan Kristiani untuk Anak

Reorientasi Pemahaman terhadap Keterbelakangan Mental
Dalam bab ini banyak membahas masalah keterbelakangan mental yang dialami oleh anak bahkan keluhan dari para orang tua akan kondisi anak mereka yang termasuk golongan anak keterbelakangan mental. Keluhan utama dari para orang tua dalam menghadapi anak keterbelakangan mental yakni dalam hal belajar terutama dalam lingkungan sekolah anak. Hal lain dari itu ialah orang tua juga kesulitan dalam membawa anak mereka ke dalam lingkungan pergaulan dengan teman sebayanya maupun berinteraksi dengan orang lain. Biasanya banyak orang beranggapan bahwa seseorang  atau anak yang memiliki keterbelakangan mental sama halnya dengan anak idiot yang memiliki keterbatasan intelektual atau IQ.  Jadi paradigma orang- orang terhadap anak yang memiliki keterbelakangan mental ialah anak yang tidak akan bisa melakukan sesuatu yang lebih lagi karena keterbatasan IQ mereka, namun ternyata fungsi intelegensi yang dilambangkan dengan IQ bukanlah satu- satunya kriteria penentu apakah seseorang terbelakang atau tidak karena untuk memahami tentang anak yang mengalami keterbelakangan mental perlu diketahui terlebih dahulu akan kriteria melalui diagnosa, identifikasi, pengukuran secara psikologis dan faktor- faktor penyebab. Dalam memahami anak yang mengalami keterbelakangan mental tidak akan hanya dinilai dari skor tes intelegensinya yang berada di bawah normal, melainkan juga harus diperhatikan akan kemampuan adatifnya dimana hal berkaitan dengan kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan hidup sehari- hari misalnya bagaimana mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain, kemampuan sosial, akademis, maupun bagaimana cara mereka memperlakukan diri mereka sendiri dengan cara yang baik dan benar. Jadi dari hal ini dapat terlihat bahwa kemampuan adaptif sangat memegang peranan penting sebelum kita mengklasifikasi seseorang atau anak mengalami yang disebut keterbelakangan mental. Tingkah laku adaptif juga sangat dipengaruhi oleh pertambahan usia, keadaan keluarga, lingkungan maupun budaya tempat seseorang atau anak itu tinggal dan perkembangan kemampuan adaptif seseorang ataupun anak membutuhkan pengukuran secara psikologis juga. Hal yang sama juga dikemukakan juga oleh Edgar Doll bahwa memang pentingnya memperhitungkan terlebih dahulu akan kemampuan adaptif seseorang untuk menyatakan dia mengalami  keterbelakangan mental atau tidak dan tidak hanya melihat dari sisi skor intelegensinya. Keterbelakangan mental juga bukanlah suatu penyakit namun banyak juga kondisi yang mempengaruhinya, salah satunya ialah abnormalitas kromosom dan yang paling populer ialah down syndrome atau trisomy 21 dan keterbelakangan mental sebenarnya muncul sejak seseorang lahir maupun sejak masa kanak- kanak.  Namun sebenarnya jika kita meneliti lebih dalam, ternyata juga seseorang yang memiliki keterbelakangan mental kondisi intelektualnya sangat mempengaruhi akan sikap hidupnya sehari- hari. Hal ini juga sangat berpengaruh akan keadaan kemampuan kognitif terutama dalam hal berbicara dan lain sebagainya biasanya juga anak yang memiliki keterbelakangan mental perkembangannya lebih lambat jika dibandingkan dengan anak normal lainnya namun sebenarnya anak keterbelakangan mental juga akan tetap bertumbuh seperti anak normal seperti pada umumnnya, hanya saja kita akan lebih mudah melihat perbedaan- perbedaan mereka dengan anak yang normal atau tidak memiliki keterbelakangan mental.
God bless.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar